Bisnis  

Wow, Pendiri Eiger Ternyata Lulusan STM

Peralatan outdoor Eiger
Peralatan outdoor Eiger

Siapa di sini yang tak kenal Eiger? Baru-baru ini bikin heboh dengan drama somasi salah satu Youtuber yang melakukan review di channelnya. Sebuah kesalahan yang menjadi bulan-bulanan para netijen dan influencer.

Apalagi hal ini ternyata dilakukan bukan hanya sekali dua kali. Namun hingga artikel ini ditulis, tercatat ada 3 youtuber yang menerima surat cinta yang sama dengan isi somasi yang sama.

Awalnya surat ini menimbulkan perdebatan akan keasliannya. Karena tata cara penulisan dan gaya bahasa yang tidak baku seperti surat resmi lainnya. Eiger viral deh ^.^

Namun drama terhenti saat CEO Eiger menyatakan bahwa surat tersebut resmi dari tim internal mereka. Sungguh unik, padahal Eiger ini adalah Brand lokal yang sudah merajai pasar peralatan outdoor. Mulai dari kepala hingga ujung kaki, semua produk dilabeli dengan simbol segitiga Eiger.

Peralatan outdoor Eiger

Para penggemar kegiatan di alam bebas, pasti punya minimal satu produk buatan Eiger. Ini seolah sudah menjadi “seragam” bagi para petualang khususnya pendaki gunung.

Di balik merajalelanya produk Eiger di pasar Indonesia, berdiri kokoh seorang yang tak kenal putus asa apalagi menyerah. Dia adalah Ronny Lukito, pendiri Eiger.

Dan mungkin saat ini para pendiri Eiger sedang menangis melihat blunder yang dilakukan para penerusnya.

Kisah Pendiri Eiger

Ronny Lukito bukanlah seseorang yang lulus dari Universitas Harvard atau Stanford University, hanya lulusan STM yang bermimpi memiliki kebebasan finansial. Ya, kondisi keluarga Ronny Lukito, yang bukan jutawan apalagi bangsawan, membuatnya harus bekerja lebih banyak untuk berpartisipasi dalam membantu ekonomi keluarga.

Lulus STM tahun 1979, Ronny sebagai pendiri Eiger kala itu sangat ingin sekali melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Sayangnya, keadaan ekonomi keluarga membuat Ronny lebih memprioritaskan mencari pekerjaan daripada melamar ke perguruan tinggi.

Dia tidak punya kesempatan untuk melamar pekerjaan, salah satu anggota keluarga menyarankan Ronny Lukito untuk meneruskan perusahaan dari orang tuanya yang telah membuka bisnis toko tas. Sebagai seorang putra tunggal, Ronny Lukito telah diamanahi memegang bisnis keluarga.

Pendiri Eiger Ronny Lukito (Pict by. Kumparan)

Sejak saat itu, Ronny yang dari kecil sudah terbiasa hidup susah dengan menjual susu pun akhirnya mulai bekerja di toko tas ayahnya. Saat itu, tas produksi buatan ayah Ronny diberi merk butterfly, persis seperti merk mesin jahit yang populer kala itu.

Jiwa entrepreneur Ronny Lukito sebagai pendiri Eiger memang sudah ada sejak lama. Meski bekerja di toko milik keluarga, dia tak lantas menggenggam tangan tanpa lakukan apapun. Dia mempelajari seluk beluk pembuatan tas. Mulai dari cara membuat desain tas hingga bagaimana proses penjahitannya.

Tak lama setelah dia bekerja di toko tas keluarga, Ronny Lukito memutuskan untuk membuka toko tas sendiri dengan modal kurang dari satu juta rupiah. Modal yang dimiliki tersebut dibelikan dua buah mesin jahit, peralatan jahit, dan beberapa bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi tas.

Dibantu dengan satu orang pegawai bernama Mang Uwon, Ronny memproduksi tas. Awal pembuatan tasnya, Ronny memiliki keinginan untuk memasukkan produknya ke Matahari. Keinginan Ronny tak berjalan mulus.

Bukan hanya satu dua tiga kali dia ditolak. Barulah pada pengajuan permohonan pemasukan produk yang ke-tigabelas lah akhirnya tasnya bisa diterima. Saat itu tas pertama buatan Ronny Lukito diberi nama Exxon.

Meski sudah memperoleh hasil positif, Ronny tak lantas berhenti sampai di situ saja. Dia bahkan terjun langsung ke daerah-daerah untuk mencari partner bisnis yang bersedia menjadi pengecer tas produksinya. Budaya kerjanya dikelola dengan baik.

Dia berkeliling dari daerah ke kota kemudian kembali ke daerah lainnya untuk mempromosikan produk sekaligus membangung jaringan pemasaran.

Usaha keras Ronny Lukito mulai menunjukkan hasil yang cemerlang setelah pada tahun 1986 dia memutuskan untuk menambah ruang produksi tasnya lagi. Semenjak saat itu, usahanya mengalami peningkatan. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk merekrut marketing profesional.

Ronny Lukito tidak salah. Keputusan itu sangat tepat. Tas produksi mulai diterima di pasar yang luas. Toko ritel seperti Matahari, Ramayana, Gramedia, Gunung Agung, dan department store lainnya juga menjual produk mereka. Pada saat itu produk andalan Ronny Lukito adalah tas merek Eksport.

Barulah pada tahun 1993, Ronny Lukito pertama kali memproduksi tas bermerk Eiger. Nama Eiger diambil dari nama salah satu gunung di Swiss, Gunung Eiger.

Eiger flagship (pict by GasTank Magz)

Sesuai namanya, produk Eiger ini memang diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar kegiatan outdoor seperti pendakian, panjat tebing, camping, berkendara, dan aktivitas luar ruangan lainnya.

Kini, Eiger store memiliki lebih dari 100 toko di seluruh Indonesia. Sedangkan toko terbesar Eiger berada di Bandung, tepatnya di Eiger Flagship Store di jalan Sumatera Bandung. Sukses buat pendiri Eiger. Selamat berpetualang di alam!

Responses (13)

  1. Seru juga membaca latar belakang kisah sukses dari beliau
    Kalau saya sih mengambil sisi positifnya saja
    Manusia tidak luput dari khilaf
    Yang penting sudah mengakui dan menerima konsekuensinya
    Sekarang kembali ke kita, kalau memang produk tsb bagus….gakpapa tetap loyal
    Toh kesalah juga bukan dari produknya tapi oknumnya

  2. Aku juga penggemar berat Eiger mbak, haha, dan salut dengan kisah perintisnya. Semoga peristiwa kemaren jadi bikin kita sama2 belajar yaa

  3. Dari tulisan kak Niken saya jadi tahu deh sama sosok owner Eiger. Sosok yang inspiratif diluar kasus Eiger yg lagi happening saat ini. Btw selain kualitas produknya yg oke, desain tokonya yg di jl Sumatera, Bandung favorit saya banget sebenarnya

    1. Salut dengan owner Eiger.
      Dan memang seawet itu siih… Jadi wajar aja kalau harganya juga wow.
      **eh, ga ada yang ngobrolin harga sih yaa…hihii..
      Maksud aku, kalau di review sama orang, karena memang se-prestisius itu. Apalagi untuk para tracker.

  4. Eiger ini jadi salah satu produk Indonesia yang sukses dan jadi favorit, apalagi untuk yang suka travelling atau naik gunung. Kalau baca kisah sukses pendirinya, jadi makin kagum deh

  5. Aku selalu suka kalau baca kisah perkalanan sukses seseorang. Semangat dan keyakinan mereka benar2 luar biasa. Benar ya, usaha tidak akan pernah sia-sia.

  6. Aku selalu suka kalau baca kisah perkalanan sukses seseorang. Semangat dan keyakinan mereka benar2 luar biasa. Benar ya, usaha tidak akan pernah sia-sia.

    Btw, eiger juga produk favoritku nih

  7. setiap sesuatu ada masanya. mungkin sekarang giliran eiger. sebelumnya gak bakal ada yg nyangka perusahaan besar bisa punya ide dan aksi sekonyol itu, nyatanya eiger melakukannya. selanjutnya ada kejadian apa ya di internal mrk?

  8. Terlepas dari apapun kontroversinya, eiger sukses jadi brand outdoor yang bisa diperhitungkan di kalangan pecinta alam. Semoga nggak blunder lagi ya kak.

  9. Keren yaa mba Kenn. Usahanya berbuah maniss. Karena kebentur sama team nya aja jadi begitu. Mudah-mudahan sukses terus untuk Eiger

  10. Terharu baca kisahnya kak. Memang ya, modal untuk suskes adalah pantang menyerah dan selalu berusaha berinovasi. Mantab nih, semoga menginspirasi banyak orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *