Cinta membaca pada anak tentu sangat dibutuhkan. Agar mereka cinta literasi sejak usia dini. Bagaimana cara menumbuhkannya?
Tentu harus sering terpapar oleh beragam buku bacaan. Salah satu caranya dengan membelikan mereka buku. Munculnya beragam event pameran buku baik lokal maupun import dengan harga murah, membuat para orangtua “pada akhirnya melek buku”.
Dari yang nggak pernah beliin buku untuk anaknya (karena mereka sebenarnya memang kurang suka membaca buku) sampai akhirnya rela membeli buku-buku dengan menghabiskan biaya berjuta-juta bahkan belasan juta. Wowwww….
Disatu sisi, ada juga orangtua yang memang pada dasarnya paham. Bahwa buku adalah soal “bagaimana caranya agar anak cinta membaca”. Sehingga mereka membelikan buku juga dengan paham berburu buku berkualitas, harga terjangkau dan “agar anak semakin cinta membaca”.
Ini adalah salah satu kemajuan dibidang literasi. Karena mereka semua tentunya ingin memiliki anak yang suka membaca. Bagi kami, membaca buku bukan soal selalu membelikan beragam judul buku.
Kemudian, kalau nggak beli buku/belum melengkapi judul buku rasanya ada yang kurang (apalagi kutukan buku serian… ya kaannn… eeaaaa). Terutama hanya sekadar merasa kurang trend a. k. a kurang kelihatan caem nih perpustakaan mini kita. Uhukkk glekkk… gleekk…
Big no… no… no… Kalau hanya sekadar untuk melengkapi judul buku (pengalaman pribadi, alhamdulillah akhirnya tobat… ehhh tapi kalau lihat buku caem kok yooo ngilerrr. Nah… )
Lalu bagaimana sebenarnya tahap agar anak cinta membaca? Alhamdulillah yaaa.. Sejak saya dan suami masih usia anak-anak, kami memang selalu terpapar buku. Nahhhh, karena “buku” jugalah saya dan suami bertemu dan akhirnya sampai pada jenjang pernikahan. Lhaaaa kok… Beda topik.. hehehe.
Oleh karena itu, kami paham pentingnya membaca terutama bagaimana agar “anak cinta membaca” dan “membaca dengan makna”.
Seperti yang diulas pada materi Bunda Sayang game level 5, kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.
Baca juga :
Tips puasa untuk anak
Bunda Cekatan Ibu Profesional
Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan Mendengarkan (listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara (speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca (reading skills)
d. Ketrampilan Menulis (writing skills)
Stimulasi membaca memang dimulai sejak dalam kandungan. Anak yang seringkali dibacakan buku (buku apapun) akan lebih mudah memahami keterampilan berbahasa dan pada akhirnya berbicara. Ini terkait dengan berbicara yang bermakna. Menggunakan SPOK tentu juga yang utama.
Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang BISA MEMBACA, belum tentu terampil mendengarkan dan berbicara dengan baik, dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Bagi kami, yang perlu diingat adalah bagaimana membuat agar anak cinta membaca lebih dulu. Seperti yang juga digaungkan oleh Indonesia Montessori. Membaca dengan menyenangkan dan bahagia. Sehingga dapat berkomunikasi dengan baik. Ingat yaaaa… Berkomunikasi dengan baik dan benar, terlebih dalam menggunakan bahasa ibu dengan lebih bermakna.
Kedepan, tahapan membaca dan menulis akan terasa lebih mudah diterima oleh anak. Yang lebih penting karena mereka menyukai dan bahagia membaca serta menulis. Tentunya semua dengan harapan cinta membaca pada anak.
Senang banget ya bertemu pasangan karena sesuatu yg kita suka, apalagi buku. Serasa sevisi gitu. Untuk menerapkan suka buku ke anak pun, gak semua jadi tugas ibu, karena ayahnya juga suka buku.
Dibiasakan sejak dini anak kalau sudah terbiasa memang ke sananya akan lebih mudah ya. Saat ini literasi baca di kalangan generasi muda sepertinya memang sudah banyak berkurang
nah poin terakhirnya setuju banget mba, jadi yang penting menumbuhkan kecintaan anak-anak terlbih dahulu begitu ya mba, jangan langsung dipaksa belajar bisa baca.
hihi aku juga dulu pernah terjebak karena sebuah cerita gitu dan jadi berlangganan buat beli dengan penulis yg sama karena emang sesuka itu sama bukunya
Betul banget nih Mbak. Alhamdulillah dulu sempat sebentar kayak gini akhirnya langsung tobat hehe btw raknya beli dimana Mbak? Mauuu
Baca tulisan ini aku tersentil banget lho.. anak anak beli buku aja.. tapi aku ngga cek dibaca apa ngga dan kadang ngga nemenin baca bukunya huhu.. memang ya tugas seorang ibu itu ngga mudah, butuh terus belajar untuk menghasilkan generasi yang maju
Setuju, Mbak. Yang penting anak cinta membaca dulu bukan sekadar bisa membaca. Tahapan-tahapan yang ditulis Mbak Niken itu menarik sekali, saya simpan dulu untuk dipelajari kemudian.
aku mikir ini kok bahas bunsay, kan sekarang buncek. Oooh artikel 2 tahun lalu.
Eh tapi bener lho aku udah mengalami 4 fase ini, dari mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Sher di tahap suka menulis dengan alat tulis. Dulunya masih tracing dengan jari, ku biarin aja sampai dia siap.
Duh makjleb nih di rumah banyak buku tapi jg beberapa belum sempet kebaca haha. Tapi skrng kebayakan buku yang kubeli buat anak sih jd mereka yang baca #alesan 😛 😀
Saya jg pengen rumah tu dipenuhi nuansa baca sehingga anak2 jg terbiasa baca dr kecil
Baca judulnya udah nyes banget. Aku dulu suka beli buku tapi bacanya kalo inget. Sekarang sih lebih sering pinjem daripada beli karena lebih murah, gratis malah. Paling cuma bayar kalo telat balikin.
Btw, aku udah duka baca dari kecil mbak karena dah disupply berbagai jenis bacaan sama orang tuaku. Seneng banget karena aku gak males baca.
Masih pada tahap sering ngilerr… Pembelaan dirinya, ya anaknya sekarang juga udah mulai komplain bukunya udah dibaca semua sih, hahaha. Tapi jujur emang lebih sering emaknya yang lapar mata, apalagi kalau nemu benang merah gitu bikin muncul ide, niatnya buat bahan tulisan (tapi nulisnya mager hiks).
Aduh reminder banget inj buat saya. Banyak beli buku tapi jarang dibacanya. Masih banyak di rak buku yang malah masih dibungkus dan disegel. Huhu… bukan hobi baca ya ini mah. Tapi lapar mata kalo lihat buku baru. 🙁
Haha… karena kebanyakan orang beli buku dulu, bacanya nanti aja kalo inget ya mbak. Kadang aku juga gitu sih, kecuali novel penulis paporit. Pasti deh langsung tamat dalam semalam
Aku ngajari anak anak membaca cuma dengan membeli buku dan aku taruh rak buku di ruang tamu. Kebetulan juga dulu punya toko buku online..jadi kebiasaan kali ya mba. Wiring tresno jalarane soko kulino..jadi pada baca tanpa aku suruh baca
dari kecil orangtua saya memang bukan tipe orangtua yang rajin ngenalin buku pada anak maklum lah generasi 90an hihi. Tapi kakakku yang paling sering beliin buku saat masih SD dan sekarang jadi kutu buku dan sering beli buku.
mudah-mudahan dengan hadirnya orangtua yang cerdas, anak-anak indonesia jadi lebih suka baca buku dibanding dengan main game
Like!! Thank you for publishing this awesome article.
Good article. I’m going through a few of these issues as well..