5 Pola Asuh Toxic Parenting yang Harus Dihindari

Pola asuh toxic parenting
Pola asuh toxic parenting

Pola asuh toxic parenting? Anak selalu di kontrol. Orangtua kurang empati. Bahkan seringkali melakukan kekerasan secara verbal?

Menjadi orang tua merupakan sebuah tugas dan pembelajaran seumur hidup. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menjadi orang tua yang baik. Sehingga perlu belajar lebih banyak lagi tentang cara parenting, salah satunya dengan mengenali pola asuh toxic parenting yang harus dihindari.

Pola Asuh Toxic Parenting yang Harus Dihindari

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pola asuh yang harus dihindari, penting sekali untuk tahu apa itu toxic parenting. Tentu agar anak-anak juga terhindar dari kasus bullying di sekolah atau lingkungan. 

Menurut Ashley Marcin yang merupakan seorang Blogger dan Freelancer kesehatan dari Healthline, Toxic Parenting adalah  perilaku orang tua dalam merawat anaknya yang menyebabkan rasa bersalah, ketakutan, dan hal negatif lain pada anaknya. Hal ini karena mereka lebih peduli terhadapa kebutuhan diri sendiri. Sehingga orang tua tidak sadar, bahwa apa yang mereka lakukan berbahaya dan merusak psikis anak.

Dampak toxic parengting ini akan membuat si kecil tumbuh dalam ketakutan, rasa bersalah, menjadi arogan, tidak belajar dari kesalahan, dan sabotase kepribadian lainnya.

Agar anak Anda tidak memiliki berbagai macam sabotase kepribadian yang telah disebutkan di atas, Anda perlu menyadari pola asuh toxic parenting yang harus dihindari berikut ini.

  • Membuat Keputusan Tanpa Berdiskusi Dengan Anak

Banyak hal dalam hidup ini yang perlu diputuskan. Dalam hal ini termasuk kehidupan anak dan memilih sekolah dasar terbaik. Biasanya orang tua menentukan berbagai keputusan yang berkaitan dengan hidup anak, tetapi dalam proses pengambilan keputusan ini perlu melibatkan anak.

Orang tua bisa mulai dengan mengajak anak berdiskusi dan mendengarkan pendapat mereka. Apabila Anda dan anak memiliki pendapat yang berbeda, diskusi dapat mempererat hubungan dengan anak dan dapat memabntu mencari keputusan yang adil.

Namun, dalam kasus pola asuh toxic parent ini, biasanya orang tua mengambil keputusan tanpa mendengar pendapat anak terlebih dulu. Contohnya saja memilih sekolah, tempat les, dan memilih jurusan pendidikan untuk jenjang yang lebih tinggi.

Selain tidak mendengarkan pendapat si anak, kasus toxic parents biasanya juga hanya mempertimbangkan perasaan orang tua sendiri demi harga diri.

  • Tidak Menghargai Privasi

Hal yang sangat wajar apabila orang tua ingin tahu kehidupan anak-anaknya. Namun, semakin anak beranjak dewasa, mereka juga memiliki privasi atau kehidupan pribadi masing-masing.

Pada kasus orang tua toxic, batasan privasi ini sering dihilangkan karena mereka menganggap anak belum mampu memiliki kehidupan sendiri. 

Contoh paling sederhana adalah ketika membuka pintu kamar anak tanpa mengetuk dulu, membuka ponsel anak dan membaca pesan pribadinya, dan sering menguping percakapan anak dengan teman.

Hal ini membuat anak menjadi tidak nyaman dan tidak percaya diri karena dianggap tidak dipercaya oleh orang tua sendiri. Anak dapat menjadi pribadi yang tertutup.

  • Mengungkit Setiap Pemberian untuk Anak

Ciri-ciri toxic parents selanjutnya adalah selalu mengungkit pemberian untuk anak. Padahal sudah menjadi tugas orang tua untuk memenuhi setiap kebutuhan mereka, mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, hingga kesehatan.

Hal ini membuat anak menjadi takut dan menurut dengan paksa. Kalimat-kalimat yang bersifat mengungkit ini bertujuan untuk mengendalikan aktivitas anak dengan menggunakan rasa bersalah dan utang budi anak terhadap orang tua.

  • Tidak Mau Kalah Saing Dengan Anak

Bahkan, sebagian orang tua toxic tidak senang apabila anak mereka lebih berprestasi dan melihatnya sebagai ancaman pada harga diri mereka. Biasanya mereka tidak akan memuji usaha si kecil, malah mengatakan bahwa anak tidak akan bisa melampui orang tuanya. Hal itu akan membuat anak menjadi kurang percaya diri. Sangat penting bangi orangtua untuk mengetahui cara meningkatkan rasa percaya diri pada anak.  

  • Menggunakan Kata Kasar dan Menyakiti Anak

Ketika anak melakukan kesalahan, harusnya orang tua mendengarkan kelah kesah mereka dan mengajarkan dengan baik agar anak tidak mengulanginya.

Namun, bagi orang tua toxic, mereka akan mengucapkan kata-kata kasar karena tidak menerima kesalahan anak. Hal ini tanpa sadar akan menyakiti hati sang anak.

Dari 5 pola asuh toxic parenting yang harus dihidari di atas, semoga bisa menjadi contoh bagi kita untuk jadi orang tua yang baik. Selamat belajar memahami pola pengasuhan anak usia dini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *